KONSEP DAKWAH MURRI ADALAH PERSATUAN UMAT
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Saudara-saudariku sebangsa dan setanah air dimanapun berada, salam persatuan dan kesatuan serta perdamaian abadi antara sesama umat islam dan anak bangsa dinegeri Indonesia tercinta ini.
Pabila dakwah membina bukan menghinakan maka dakwah itu tentunya akan indah, pabila dakwah itu mendidik bukan membidik maka dakwah itu pastinya akan indah, pabila dakwah itu mengobati bukan melukai maka akhirnya akan indah dan pabila dakwah itu mengukuhkan bukan meruntuhkan maka dakwah itu tentunya akan indah. Ketika dakwah itu saling menguatkan bukan saling melemahkan itulah rahmat, ketika dakwah itu saling mengajak bukan saling mengejek itulah rahmat, ketika dakwah itu mengajar bukan saling menghajar itulah rahmat dan ketika dakwah itu menyejukan bukan saling memojokan itulah rahmat.
Ingatlah, bahwa ajang dakwah itu dipakai untuk saling belajar bukan malah saling bertengkar, pola dakwah itu dipakai untuk saling menasehati bukan malah saling mencaci maki, akhlak dakwah itu adalah merangkul bukan malah saling memukul. Cara dakwah itu mengajak agar saling bersabar bukan malah mengajak saling mencakar dan usaha dakwah itu argumentatif bukan malah mengembangkan sikap arogansi dan propokatif, itulah dakwah yang diajarkan oleh Nabi MuhammadS.A.W.
Kita harus bisa berdakwah yang dapat bergerak cepat, supaya bisa bermanfaat untuk banyak umat, bukan dakwah yang selalu sibuk berdebat. Karena dakwah kita itu realistis bukan ajang fantastis. Bagusnya dakwah itu dalam rangka mencerdaskan umat bukan malah membodohi umat, dan ketika dakwah itu kita harus bisa menawarka nsejuta solusi bukan malah mengumbar janji dan mimpi. Ajaklah umat agar bisa berdakwah saling berlomba-lomba dalam kebaikan bukan berlomba-lomba saling menjatuhkan. Maka itu dakwah kita haruslah terampil dalam menghadapi berbagai lapisan masyarakat bukan malah membelakangi dan membiarkan umat dalam kegelapan. Juga dalam dakwah itu kita harus bisa merubah dan memperbaharui masyarakat dengan pendekatan akhlak bukan malah membuat masyarakat baru. Jadikan diri kita ini sebagai ladang dakwah untuk mengatasi berbagai macam situasi dan keadaan bukan malah meratapi atau lari dari kenyataan.
Ketahuilah, bahwa ilmu dakwah itu sangat luas sekali sehingga harus pandai-pandai memikat hatinya umat bukan dakwah yang mahir mengumpat aibnya umat. Solusi dakwah itu adalah dengan menebar kebaikan kepada banyak umat bukan malah mengorek kesalahan dan keburukan umat. Sebab fungsi dakwah itu adalah menutup aibnya umat lalu memperbaikinya bukan malah mencari-cari aibnya umat lalu menyebarkannya. Juga penting didalam dakwah itu harus menghargai segala perbedaan bukan memonopoli kebenaran dan merasa dirinya yang paling benar. Ringkasnya dakwah itu adalah mendukung semua program-program kebaikan bukan malah sering memunculkan keraguan dan kebohongan ditengah-tengah umat. Bisakah kita itu berdakwah dengan banyak memberikan senyuman yang indah bukan sering memvonis dan menjatuhkan umat. Dalam dakwah itu kita berletih-letih menanggung dan meringankan berbagai macam problematika umat bukan malah meletihkan dan menyengsarakan umat, sehingga dakwah itu kita bisa menyatukan semua kekuatan positif bukan malah memecah belah barisan yang tadinya sudah baik andaktif.
Kita itu harus bisa dakwah yang tetap kompak walaupun dalam perbedaan bukan membanyakan ribut sana ribut sini dengan saling mengklaim bahwa dirinyalah yang paling benar, sehingga kita itu dakwah selalu siap menghadapi musuh, tetapi ingat, bukan dakwah yang selalu mencari-cari musuh. Sebab dakwah itu mencari banyak teman bukan mencari banyak lawan. Adabnya dakwah itu melawan setiap kezhaliman dan kesesatan bukan malah mengotak-atik kebenaran, sehingga dakwah itu asyik masyuk dalam kebersamaan bukan bangga dengan kesendiriannya masing-masing. Kita itu harus bisa dakwah yang bisa menampung semua lapisan bukan dakwah yang suka memecah belah persatuan dan kesatuan. Maka itu didalam dakwahnya Nabi Muhammad
S.A.W. dan Para Wali Allah selalu mengajarkan : “Aku Cinta Kamu” dan mereka tidak mengajarkan : “Aku Benci Kamu”, sehingga akhlak dakwah itu kita agar mengucapkan : “Mari Bersama Kami” dan bukan mengatakan : “Kamu harus Ngikut Kami”. Terus lagi Nabi Muhammad S.A.W. mencontohkan bahwa dakwah itu adalah “Biaya Sendiri” dan bukan “dibiayai atau disponsori”, sehingga dakwah itu ada kata-kata unik : “Habis Berapa?” bukan malah mengatakan : “Dapat Beraapa.?”.
Tauladan dakwah itu adalah memanggil atau mendatangi bukan dipanggil atau menunggu panggilan, sehingga dakwahnya itu akan saling mendamaikan bukan saling salah menyalahkan. Tempat dakwah itu luas sekali, bisa dimasjid, dirumah, disekolah, dipasar, dikantor, diparlemen, dijalanan, dilapangan hingga dimana saja, jadi dakwah itu bukan dimajlis-majlis pengajian saja. Maka itu keindahan dakwah ini kita harus memakai cara-cara yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. dan juga Para Wali Allah bukan dengan cara-caranya sendiri. Maka itu dalam dakwah hindari membahas yang tidak prioritas, karena fiqh itu ada prioritasnya dan dakwah pun ada prioritasnya juga. Janganlah dalam berdakwah itu membuat umat malah lari menjauh yaitu menjauhi Allah SWT dan RasulNya.
Jadilah mati kalian bukan saja ditangisi oleh sebangsa manusia saja tetapi ditangisi oleh alam semesta raya, itu berarti cara-cara dakwahmu bisa menembus semua lapisan umat sehingga bisa memberikan rahmat seluruh alam. Maka itu, fahami lagi konsep dakwah MURRI ini, inilah : “Mahabbah Umat Rosululloh Republik Indonesia” yang saya maksudkan, agar kita semua bisa mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari dan marilah kita bersatu padu menuju Allah SWT semata, semoga selamat dunia akhirat dan selalu mendapatkan rahmat serta ridhoNya, Aamiin.
Keterangan :
Konsep dakwah MURRI tentang persatuan umat ini, pertama kali disampaikan oleh Al Mukarrom Abah Mochammad Djamhar Abdul Karim Al Bantani pada saat acara Silaturahmi Nasional yang diselenggarakan di Gedung Simtuddurror Desa Tegalan Kec. Nguter Solo Raya Jawa Tengah dihadapan Para Ulama, Umaro, Anggota TNI, Polri, Para Pengurus Wilayah dan Umat dari berbagai daerah antaranya : Sumatera (Padang, Bengkulu d.l.l.), Banten (Cilegon, Kab. dan Kota Tangerang, Serang d.l.l.), DKI Jakarta (Jaktim, Jakpus, Jakbar, Cikarang d.l.l.), Jawa Barat (Subang, Bandung d.l.l.), Jawa Tengah (Solo Raya, Sragen, Purwokerto, Brebes, Semarang, Boyolali, Wonogiri d.l.l.), DI Yogyakarta, Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Blitar, Madiun, Ngawi, Probolinggo d.l.l.), Jayapura dan juga Bagian Wilayah Indonesia yang lainnya.
Bagi siapapun yang mau menjadi Dewan Pengurus MURRI Cabang dan Ranting atau pun hendak membuat Majelis atau Pesantren dibawah bimbingan MURRI maka silahkan menghubungi nomor-nomor kontak Para Pengurus Koodinator Wilayahnya masing-masing.